Manfaatkejujuran dalam kehidupan : 1. Memiliki banyak teman. Seseorang yang Membiasakan perilaku jujur sejak kecil akan memiliki banyak teman sebab dengan berperilaku jujur maka teman-teman atau orang yang ada di sekitar kita akan memiliki kepercayaan kepada kita. Sehingga secara tidak sengaja banyak orang atau teman yang akan mendekati kita.
Penelitiharus teguh hati untuk: a. bebas dari persaingan kepentingan bagi keuntungan pribadi agar hasil pencarian kebenaran dapat bermafaat bagi kepentingan umum; menumbuhkan kreativitas Peneliti junior dan Peneliti junior harus berperilaku santun menghormati bimbingan keilmuan Peneliti seniornya.
Seoranghakim adalah seseorang bersikap dan berperilaku adil kepada para pihak, dengan tidak membeda-bedakan orang. karena menurut Nasrulloh kita harus "berani bersaing untuk kebaikan dan perubahan" kemudian rapat ditutup langsung oleh pimpinan rapat. Berani bersaing untuk kebaikan dan perubahan. Silahkan tinggalkan komentar, saran
cash.
Persaingan untuk kebaikan harus berperilaku? acuh tak acuh menipu sporty bijaksana bijaksana Jawaban C. sporty. Dilansir dari Ensiklopedia, persaingan untuk kebaikan harus berperilaku sporty.
Pengertian Kompetisi dalam Kebaikan / Fastabiqul Khairat Kompetisi Dalam Kebaikan fastabiqul khairat secara secara etimologi berarti berlomba-lomba dalam kebaikan. Anjuran ini tertuju baik bagi laki-laki maupun perempuan. Manusia diperintahkan untuk berlomba dalam berbuat kebajikan, baik kepada manusia atau alam sekitarnya. Misalnya dengan menolong sesama, menyingkirkan sesuatu yang membahayakan di jalan, mengikuti olimpiade mata pelajaran tertentu dan sebagainya. Dalil Kompetisi dalam Kebaikan Dalam Islam, istilah kompetisi dalam kebaikan / fastabiqul Âkhairat merujuk pada firman Allah SWT QS. Al Baqarah 148 dan QS. AlÂ-Hadid 21 “Dan bagi tiapÂtiap umat ada kiblatnya sendiri yang ia menghadap kepadanya. Maka berlombaÂlombalah dalam membuat kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. QS. AlÂBaqarah 2 148 “Berlomba-Âlombalah kamu kepada mendapatkan ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orangÂorang yang beriman kepada Allah dan rasulÂrasulÂNya. Itulah karunia Allah, diberikanÂNya kepada siapa yang dikehendakiÂNya. dan Allah mempunyai karunia yang besar”. QS. AlÂ-Hadid 5721 Makna Kompetisi dalam Kebaikan Al-Qur’an menggugah agar umat Islam tidak menjadi umat yang santai melainkan menjadi umat pionir dalam segala kebaikan. Oleh karena itu ketika seseorang mengaku sebagai hamba Allah, maka di saat yang bersamaan ia segera bergerak melakukan segala kebaikan yang tak terhingga luasnya. Islam memberi motivasi kepada pemeluknya untuk mengedepankan berbuat kebaikan dengan penuh antusias disebabkan antara lain a. Melakukan dan menyebarkan kebaikan adalah tugas pokok setiap insan. Tanpa kebaikan Allah, maka manusia di muka bumi ini bisa dipastikan telah musnah sejak ratusan tahun yang silam. Kata fastabiqu memberi kesan perintah berlomba-lomba agar tidak didahulukan oleh orang lain. Oleh karena itu ia harus bergerak cepat dan bersegera untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam perlombaan ada tenaga ekstra yang digunakan, segala kemampuan dikerahkan sehingga cita-cita yang diinginkan bisa diraih. Nabi saw bersabda “Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Bersegeralah kamu sekalian untuk melakukan amalÂamal yang shalih, karena akan terjadi suatu bencana yang menyerupai malam yang gelap gulita dimana ada seseorang pada waktu pagi ia beriman tapi pada waktu sore ia kafir, pada waktu sore ia beriman tapi pada waktu pagi ia kafir, ia rela menukar agamanya dengan sedikit keuntungan dunia. Muslim b. Usia manusia terbatas. Tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan ia akan meninggal dunia. Oleh karena itu seorang hamba Allah agar segera melakukan kebaikan. Jika ia tidak melaksanakannnya, maka ia akan menjadi orang yang paling sengsara dan hal tersebut tidak hanya terjadi di dunia saja melainkan juga akhirat. Allah Swt berfirman yang artinya, “Tiap-Âtiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat pula memajukannya” QS. AlÂ-A’raf 7 34. Agama Islam mempunyai keistimewaan yang menonjol yaitu menyeru kepada perlombaan berlomba-lomba berbuat kebaikan. Dalam al-Qur’an dianjurkan seseorang melakukan kebaikan dan kemudian berlomba dalam kebaikan-kebaikan tersebut serta berupaya agar satu dengan yang lainnya menyusul. Di sini Allah menggunakan kata perlombaan yang di dalamnya kendati tidak didapatkan arti kata cepat dan segera. Sebab, dari segi etimologi andaikata dua orang berjalan lambat sekalipun, tetapi satu dengan yang lain saling mendahului, maka mereka telah melakukan perlombaan. Oleh karena itu di sini terdapat perintah bagi setiap orang untuk berlomba. Kini jika seorang dengan upayanya dia menyusul, maka untuk yang lainpun terdapat juga perintah bahwa diapun juga harus menyusul ke depan. “Sesungguhnya orang-Âorang yang beriman dan mengerjakan amal shalih mereka itu adalah sebaikÂbaik makhluk”. QS. Al-Bayyinah 987 Manusia diperintahkan untuk berlomba dalam berbuat kebajikan terhadap manusia dan alam sekitarnya. Salah satu petunjuk berkaitan dengan aplikasi berlomba-lomba dalam kebaikan adalah firman Allah Swt yang artinya “Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa dan janganlahkalian tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan”. QS. al-Maidah 5 2 Menurut Ibnu Katsir berdasarkan redaksinya ayat ini memiliki makna umum yaitu agar seluruh umat Islam melakukan perbuatan tolong menolong dalam melakukan kebaikan dan mencegah kemungkaran sebagai realisasi dari takwa. Dalam hal beramal shalih dapat dilihat bagaimana para sahabat melakukanya, seperti riwayat berikut Pada suatu hari saat para sahabat yang kurang dari segi harta hadir di hadapan Rasulullah Saw untuk mengadu, Ya Rasulullah kami melasanakan shalat dan orangÂorang kaya itu juga melaksanakan shalat, kami melakukan puasa dan orangÂorang yang kaya itu melakukan puasa juga, kami berjihad dan orangÂ-orang kaya itu melakukan jihad juga. Tetapi ya Rasulullah ada pekerjaan yang membuat mereka lebih utama. Mereka memberikan sedekah tetapi kami tidak dapat melakukan itu. Beritahukanlah kepada kami amal shaleh yang dengan melakukan itu kami dapat menutupi kekurangan kami . Rasulullah Saw bersabda “Setiap selesai shalat bacalah subhanallah 33 kali , Alhamdulillah 33 kali dan Allahu akbar 33 kali. Ciri-Ciri Pelaku Kompetisi dalam Kebaikan a. Memiliki niat yang ikhlas Niat yang ikhlas merupakan faktor penting dalam setiap amal. Di dalam Islam ikhlas merupakan rukun amal yang pertama dan terpenting. Niat yang ikhlas karena Allah dalam melakukan kebaikan akan membuat seseorang memiliki perasaan yang ringan dalam mengerjakan amal-amal yang berat sekalipun, apalagi bila amal kebaikan itu tergolong amal shalih yang ringan. Sedangkan tanpa keikhlasan, jangankan amal yang berat, amal yang ringan pun akan terasa berat. Di samping itu, keikhlasan akan membuat seseorang berkesinambungan dalam melakukan amal kebaikan. Orang yang ikhlas tidak akan bertambah semangat hanya karena dipuji dan tidak akan melemah karena dicela. Adanya pujian atau celaan tidak akan mempengaruhi semangatnya dalam melakukan kebaikan. b. Cinta kepada kebaikan dan cinta kepada orang yang berbuat baik Seseorang akan antusias melaksanakan kebaikan manakala pada dirinya terdapat rasa cinta pada kebaikan. Karena tidak mungkin seseorang melakukan suatu kebaikan apabila dia sendiri tidak suka pada kebaikan itu. Oleh karena itu, rasa cinta pada kebaikan harus kita tanamkan ke dalam jiwa sehingga kita menjadikan setiap bentuk kebaikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan. Di samping cinta kepada kebaikan, maka harus tertanam juga di dalam jiwa rasa cinta kepada siapa saja yang berbuat baik. Hal ini akan membuat kita ingin selalu meneladani dan mengikuti segala bentuk kebaikan, siapa pun yang melakukannya. Allah SWT telah menyebutkan kecintaan-Nya kepada siapa saja yang berbuat baik. Allah berfirman “Dan belanjakanlah harta bendamu di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah mencintai orangÂorang yang berbuat baik” QS. Al Baqarah 2 195 c. Merasa beruntung bila melakukan suatu kebaikan Berbuat baik merupakan sesuatu yang sangat mulia dan seseorang akan bersemangat melakukan kebaikan apabila dengan kebaikan itu dia merasa yakin memperoleh keberuntungan, baik di dunia maupun di akhirat. Ada banyak keuntungan yang akan diperoleh manusia bila ia berbuat baik. d. Merasa rugi bila meninggalkan suatu kebaikan Apabila seseorang merasa beruntung dengan kebaikan yang dilakukannya karena sejumlah keutamaan yang disebutkan dalam al-Qur’an, maka ia akan merasa sangat merugi apabila meninggalkannya. Bagi seorang mukmin, bagaimana mungkin dia tidak merasa rugi bila tidak melakukan kebaikan, karena kehidupan ini memang harus dijalani untuk mengabdi kepada Allah SWT yang merupakan puncak dari segala bentuk kebaikan yang harus dijalani. e. Meneladani Generasi yang Baik Perbuatan akan menjadi lebih baik apabila seseorang mau menjadi teladan bagi orang lain dalam berbuat baik. Hal ini menjadi penting karena dengan demikian ia menyadari bahwa meskipun ia merasa sudah banyak perbuatan baik tetapi tetap saja ia merasa masih sedikit dalam melakukan kebaikan dibandingkan dengan orang lain. Balasan Pelaku Kompetisi dalam Kebaikan a. Selalu bersama Allah SWT QS. Al Nahl 16 128 b. Menambah kenikmatan QS. Al ÂAhzab 33 29 c. Dicintai Allah QS. Ali Imran 3 134 d. Memperoleh rahmat Allah QS. Al-A’Raaf 7 56 e. Memperoleh pahala QS. Al Taubah 9 120 f. Dimasukkan ke dalam surga. QS. Al Maidah 5 85 Hikmah Perilaku Kompetisi dalam Kebaikan Berkompetisi dalam kebaikan memiliki beberapa hikmah yang dapat diambil dalam kehidupan sehari-hari. Di antara hikmah berperilaku kompetisi dalam kebaikan adalah a. Melakukan kebaikan yang telah ditentukan. b. Melakukan persaingan dalam melakukan kebaikan sesuai dengan situasi dan kondisi. Karena kemampuan tiap muslim beragam dalam hal tingkat pendidikan, ekonomi dan statusnya dalam masyarakat. c. Melakukan mmal shalih yang didasari oleh beriman kepada Allah Swt dan dilakukan dengan tekad yang teguh.
persaingan untuk kebaikan harus berperilaku